Pengertian dari Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat kiasan yang tetap susunanya dan biasanya menghiasakan suatu maksud yang mengandung unsur makna tersembunyi.
Peribahasa juga merupakan ungkapan yang terbuat dari kalimat ringkas dan padat, yang berisikan perbandingan, perumpamaan, sindiran dan nasehat.
Peribahasa terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama merupakan kiasan, sedangkan yang kedua adalah artinya.
Yang termasuk dalam peribahasa adalah : bidal, uangkapan, dan perumpamaan.
-Bidal adalah pepatah, atau peribahasa, yang mengandung nasehat, peringatan, atau sindiran.
-ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggotanya.
-perumpamaan adalah kalimat yang berisikan perbandingan.
Kumpulan-Kumpulan Peribahasa :
Ada gula ada semut :
Dimana ada rezeki, disitu banyak orang yang mendatangi
Air besar batu bersibak:
Bila ada bahaya, orang akan mencari dan bersatu dengan kaumnya, bangsanya, dan golongannya ataupun kelompoknya.
Aib di tebus dengan aib:
Bila kita di permalukan orang, akan di balas dengan hal sama atau seimbang
Ada uang abang sayang, tak ada uang abang di tendang:
Cinta seorang perempuan yang tidak sepenuh hati, cintanya hanya uang atau harta.
Ada air ada ikan:
Dimana pun kita berada, niscaya ada rezeki
Ada asap ada api:
Ada akibat tentu ada sebab
Ada udang di balik batu:
Ada maksud tertentu yang tersembunyi
Ada hujan ada panas:
Ada baik ada buruk. Ada susas ada senang
Asal ada kecil pun ada:
Jika tidak ada rezeki banyak, yang sedikit pun boleh juga
Adat hidup tolong menolong:
Dalam kehidupan itu saling tolong menolong adalah biasa, tiada orang yang mampu hidup sendiri sebab setiap orang saling membutuhka.
Adu domba:
Menghasut orang berselisih, bertengkar, berkelahi, ataupun berperang.
Air beriak tanda tak dalam:
Pada umumnya, orang yang banyak cakap biasanya bodoh.
Air laut asin sendiri:
Ejekan untuk orang yang memuji diri sendiri
Air jernih ikannya jinak:
Di negri yang makmur, rakyatnya hidup tentram
Air susu di balas dengan air tuba:
Kebaikan di balas dengan kejahatan
Air tenang menghanyutkan:
Orang pendiam biasanya banyak pengetahuan
Anak baik menantu molek:
Mendapat keuntungan yang berlipat ganda
Angan-angan mengikat tubuh:
Harapan yang percuma keinginan yang tak mungkin tercapai
Belum dapat sudah di abun:
Belum di peroleh tetapi bertingkah laku seolah olah sudah memiliki
Mengabui mata orang:
Orang yang suka memperdayai dan menipu orang lain
Lubuk akal tepian ilmu:
Orang pandai tempat bertanya
Menjadi alas bubur:
Hinaan yang di sebabkan oleh perbuatan dan perkataanya sendiri
Tiada rotan akar pun jadi
Bila tidak mendapatkan sesuatu yang berguna, yang tidak bergunapun bisa dipakai
Anggap angin lalu:
Peristiwa yang sudak terlupakan
Di atas angin:
Kelebihan yang di miliki sesorang yang mendapatkan kemenanagan pada suatu permaslahan
Kabar angin:
Berita yang belum jelas
Bagai api dan dan asap:
Persahabatan yang tidak pernah terpisahkan
Jauh panggang api:
Jawaban yang salah pada suatu keputusan yang di keluarkan secara tidak benar
Tak ada asap jika tak ada api:
Tak ada mungkin ada kabar jika tidak ada sumbernya
Muka badak :
Orang yang tidak memiliki rasa malu
Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya:
Besar penghasilan besar juga pengeluarannya
Dari bahasa di kenal bangsa:
Dari tutur kata dan tingkah laku, menunjukann siapa orang itu.
Bahu membahu:
Saling tolong menolong
Di bakar tak berapi:
Menaruh cinta yang tak sebenarnya
Membangunkan ular tidur:
Mencari masalah dengan sengaja
Mandi tak basah:
Pekerjaan yang tidak pernah terselesaikan
Tertangkap basah:
Kepergok sedang melakukan tindakan yang tidak terpuji
Tiada tahu basa basi:
Tidak tahu sopan santun
Besar bungkus tak berisi:
Orang yang banyak bicara biasanya bodoh
Kecil-kecil cabe rawit:
Walapun kecil, tapi sangat pemberani
Hati yang bercabang :
Mendua atau tidak tetap
Berkelahi dalam mimpi:
Berlelah-lelah dengan sia-sia
Malu-malu kucing:
Pura-pura butuh padahal sangat menginginkan
Mandi air kembang:
Berusaha membersihkan nama baiknya yang sudah tercemar
Seperti anjing dan kucing :
Selalu bermusuhan
Menghendaki tanduk kuda :
Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin
Bagai ayam kinantan :
Orang yang masih muda berani dan mempunyai wajah tampan
Bagai kepiting batu :
Orang kaya tapi kikir
Bagaikan kepiting jalan :
Orang cacat yang sedang berjalan
Bagai kera di beri kaca :
Mendapat sesuatu yang tidak dapat di gunakannya
Berkayuh sampai ke hilir :
Mengerjakan pekerjaan haruslah sampai tuntas
Tidak kekal bunga di karang :
Suatu kebahagiaan pasti ada akhirnya
Seperti embun di daun keladi :
Orang yang tidak mempunyai pendirian teguh
Sekian dan Terima Kasih.